Friday, May 1, 2015

TEKNIK KEABSAHAN DATA



TEKNIK UJI KEABSAHAN DATA
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah: Metodologi Penelitian Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. H. Fatah Syukur, NC. M, Ag.

images.jpg


Disusun oleh:

Ayu Dewi Azizatun Ni’mah     (123311009)


JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2015




TEKNIK UJI KEABSAHAN DATA
I.                   PENDAHULUAN
Ketajaman analisis peneliti dalam menyajikan sebuah data tidak serta merta menjadikan hasil temuan peneliti sebagai data yang akurat dan memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi. Perlu melewati pengujian data terlebih dahulu sesuai dengan prosedural yang telah ditetapkan sebagai seleksi akhir dalam menghasilkan atau memproduksi temuan baru. Oleh karena itu, sebelum melakukan publikasi hasil penelitian, peneliti terlebih dahulu harus melihat tingkat kesahihan data tersebut dengan melakukan pengecekan data melalui pengujian keabsahan data.
Keabsahan Data merupakan standar  kebenaran suatu data hasil penelitian yang lebih menekankan pada data/ informasi daripada sikap dan jumlah orang. Pada dasarnya uji keabsahan data dalam sebuah penelitian, hanya di tekankan pada uji validitas dan reliabilitas. Ada perbedaan yang mendasar mengenai validitas dan reliabilitas dalam penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel yang diuji validitas dan reliabilitasnya adalah instrumen penelitiannnya. Sedangkan dalam penelitian kualitatif yang diuji adalah datanya. Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti.
Uraian tersebut di atas memberikan kesan bahwa dari segi validitas dan reliabilitas, bila tidak dilakukan dengan tepat dan benar serta secara lebih hati-hati, ancaman terhadap pengotoran hasil penelitian akan benar-benar menjadi kenyataan.

II.                RUMUSAN MASALAH
A.    Apa saja kriteria keabsahan data?
B.     Bagaimana teknik pemeriksaan keabsahan data?

III.             PEMBAHASAN
A.    Kriteria keabsahan data
Untuk menetapkan keabsahan  (trustworthiness) data diperlukan teknik pemeriksaan . pelaksanaan teknik pemeriksaaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan yaitu:[1]
1.   Derajat kepercayaan (credibility).
        Pada dasarnya menggantikan konsep validitas internal dari nonkualitatif. Kriterium ini berfungsi: pertama, melaksanakan inkuiri sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai; kedua, mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti.
2.   Keteralihan (Transferability).
        Sebagai persoalan yaag empiris bergantung pada kesamaan antara konteks pengirim dan penerima. Untuk melakukan pengalihan tersebut seorang peneliti hendaknya hendaknya mencari dan mengumpulkan kejadian empiris tentang tentang kesamaan konteks. Dengan demikian peneliti bertanggung jawabuntuk menyediakan data deskriptif secukupnya jika ia ingin membuat keputusan tentang pengalihan tersebut. Untuk keperluan itu peneliti harus melakukan penelitian kecil untuk memastikan usaha memverifikasi tersebut.
3.   Kebergantungan (dependability)
        Konsep kebergantungan lebih luas dari pada realibilitas . hal tersebut disebabkan peninjauan yang dari segi bahwa konsep itu diperthitungkan segala-galanya yaitu yang ada pada  realibilitas itu sendiri ditambah factor-faktor lainya yang tersangkut.
4.   Kriteria Kepastian (confirmability)
        Objektivitas-subjektivitasnya sesuatu hal bergantung pada orang seorang, menurut Scriven(1971). Selain itu masih ada unsure kualitas yang melekat pada konsep objektivitas itu. Hal itu digali dari pengertian bahwa jika sesuatu itu objek , berarti dapat dipercaya, factual, dan dapat dipastikan.subjektif berarti tidak dapat dipercaya, atau menceng. Pengertian terakhir inilah yang dijadikan tumpuan pengalihan pengertian objektivitas-subjektivitas menjadi kepastian.[2]
B.     Teknik pemeriksaan keabsahan data
Dalam teknik pemeriksaan data ini terdapat empat kriteria dan sepuluh pemeriksaan, sebagaimana tertera pada tabel dibawah ini.
KRITERIA
TEKNIK PEMERIKSAAN
Kredibilitas
(derajat kepercayaan)
1.  Perpanjangan keikut sertaan
2. Ketekunan pengamatan
3. Triangualasi
4. Pengecekan sejawat
5. Kecukupan referensial
6. Kajian kasus negatif
7. Pengecekan anggota
Transferability (keteralihan)
8. Uraian rinci
Auditability (kebergantungan)
9. Audit kebergantungan
Confirmability (kepastian)
10. Audit kepastian
Tabel. 1.1
1.      Perpanjangan Keikut Sertaan
      Perpanjangan Keikut Sertaan berarti peneliti tinggal dilapangan penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai. Jika itu dilakukan akan membatasi: pertama, gangguan dari dampak peneliti pada konteks; kedua, membatasi kekeliruan peneliti; ketiga, mengkonpensasikan pengaruh dari kejadian-kejadian yang tidak biasa atau pengaruh sesaat.
2.      Ketekunan Pengamatan
      Yang dimaksud dengan Ketekunan Pengamatan adalah teknik Pemeriksaan Keabsahan Data berdasarkan “Seberapa tinggi derajat ketekunan peneliti di dalam melakukan kegiatan pengamatan.  “Ketekunan” adalah sikap mental yang disertai dengan ketelitian dan keteguhan di dalam melakukan pengamatan untuk memperoleh data penelitian. Adapun “Pengamatan”, merupakan proses yang kompleks, yang tersusun dari proses biologis (mata, telinga) dan psikologis (daya adaptasi yang didukung oleh sifat kritis dan cermat).[3]
      Ketekunan pengamatan dimaksudkan menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Dengan kata lain jika perpanjangan keikutsertaan menyediakan lingkup, maka ketekunan pengamatan menyediakan kedalaman.Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti.[4]
3.      Triangualasi
      Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Triangual dalam pengujian kredibilitas ini di artikan sebagai data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangual sumber, teknik, dan waktu.
a.       Trianggulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yag diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif,  hal tersebut dapat dicapai melalui:
1)      Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara
2)      Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang dikatakanya secara pribadi
3)      Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakanya sepanjang waktu
4)      Membandingkan keadaan dan prespektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menegah atau tinggi , orang berada , orang pemerintahan
5)      Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
b.      Trianggulasi degan metode
           Yang dimaksud dengan Triangulasi dengan Metode adalah melakukan perbandingan, pengecekan kebenaran dan kesesuaian data penelitian melalui “Metode” yang berbeda. Menurut Patton terdapat dua strategi, yaitu:
1)      pengecekkan derajat kepercayaaan menemukan hasil penelitian beberapa teknik penggumpulan data
2)      Pengecekan derajat kepercayaan bebrapa sumber data dengan metode yang sama.[5]
c.       Trianggulasi dengan penyidik
           Adalah dengan jalan memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Pemanfaatan pengamat lainya membantu menggurangi kemencengan dalam pegumpulan data.
d.      Trianggulasi dengan teori
           Menurut Lincon dan Guba, berdasarkan anggapan bahwa fakta tertentu tidak dapat diperiksa derajat kepercayaanya dengan satu atau lebih teori. Dipihak lain Patton juga berpendapat yaitu, bahwa hal itu dapat dilakukan dan hal itu dinamakan penjelasan banding (rival exsplanations).[6]
4.      Pengecekan Sejawat melalui diskusi
      Teknik ini dilakukan dengan cara mengekpos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam betuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat. Teknik ini mengandung beberapa maksud sebagai salah satu teknikpemeriksaan keabsahan data.
      Pertama, untuk membuat agar peneliti mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran; kedua, diskusi dengan teman sejawat ini memberikan suatu kesempatan awal yang baik untuk mulai menjajaki dan menguji hepotesis kerja yang muncul dalam benak peneliti.
      Dengan demikian pemeriksaan sejawat berarti pemeriksaan yang dilakukan dengan jalan mengumpulkan rekan-rekan yang sebaya, yang memiliki pengetahun umum yang sama tentang apa yang sedang diteliti, sehingga bersama mereka peneliti dapat mereview persepsi, pandangan dan analisis yang sedang dilakukan. Jika hal itu dilakukan maka hasilnya adalah:
a.       Menyediakan pandangan kritis
b.      Mengetes hipotesis kerja (temuan teori substantif)
c.       Membantu mengembangkan langkah berikutnya
d.      Melayani sebagai pembanding.[7]
5.      Kecukupan Bahan Referensial
      Yang dimaksud bahan refensi disini adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Sebagai contoh: data hasil wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara.
6.      Teknik  analisi kasus negative
Kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai dengan hasil penelitian hingga pada saat tertentu. Teknik  analisi kasus negative dilakukan dengan jalan menggumpulkan contoh dan kasus yang tidak sesuai dengan pola dan kecendrungan informasi yang telah dikumpulkan dan digunakan sebagi bahan pembanding.  Kasus negative digunakan sebagi kasus negative untuk memjelaskan hipotesis alternative sebagai upaya meningkatkan argumentasi penemuan.
7.      Pengecekan Anggota
      Pengecekan dengan anggota yang terlibat dalam proses pengumpulan data sangat penting dalam pemeriksaan derajat kepercayaan. Yang dicek dengan anggota yang terlibat, meliputi data, kategori analisis, penafsiran, dan kesimpulan.
      Pengecekan anggota berarti peneliti mengumpulkan para peserta yang telah ikut menjadi sumber data dan mengecek kebenaran data dan interpretasinya. Hal itu dilakukan dengan jalan:
a.       Penilaian dilakukan oleh responden
b.      Mengoreksi kekeliruan
c.       Menyediakan tambahan informasi secara sukarela,
d.      Memasukkan responden dalam kancah penelitian, menciptakan kesempatan untuk mengikhtiyarkan sebagai langkah awal analisis data,
e.       Menilai kecukupan menyeluruh data yang dikumpulkan
8.      Uraian Rinci
      Uraian rinci merupakan usaha membangun keteralihan dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan cara uraian rinci ( Thick description ) keteralihan tergantung pada pengetahuan seseorang peneliti tentang konteks pengertian dan konteks penerimaan. Dengan demikian peneliti bertanggungjawab terhadap penyediaan dasar secukupnya yang memungkinkan seseorang merenungkan suatu aplikasi pada penerima sehingga memungkinkan adanya pembandingan.
9.      Auditing
      Auditing adalah konsep bisnis, khususnya di bidang fiskal yang dimanfaatkan untuk memeriksa kebergantungan dan kepastian data. Hal itu dilakukan baik terhadap proses maupun terhadap hasil atau keluaran.
      Penelusuran audit (audit trail) tidak dapat dilaksanakan apabila tidak dilengkapi dengan catatan-catatan pelaksanaan keseluruhan proses dan hasil studi. Pencatatan pelaksanaan itu perlu diklasifikasikan terlebih dahulu sebelum auditing itu dilakukan. Klasifikasi itu dapat dilakukan sebagai berikut:
a.       Data mentah, termasuk bahan yang direkam secara elektronik, catatan lapangan tertulis, dokumen, foto, dan semacamnya serta hasil survei.
b.      Data yang direduksi dan hasil analisis data, termasuk didalamnya penulisan secara lengkap catatan lapangan, ikhtisar catatan.
c.       Rekonstruksi data dan hasil sintesis, termasuk didalmnya struktur kategori: tema, definisi dan hubungan-hubungannya, temuan dan kesimpulan, dan laporan akhir
d.      Catatan tentang proses penyelenggaraan, termasuk didalmnya catatan metodologi: prosedur, desain, strategi, rasional; catatan keabsahan data : berkaitan dengan derajat kepercayaan, kebergantungan, kepastian dan penelusuran audit
e.       Bahan yang berkaitan dengan maksud dan tujuan, termasuk usulan penelitian, catatan pribadi
f.       Informasi tentang pengembangan instrument, termasuk berbagai formulir yang digunakan untuk penjajakan, jadwal survei, jadwal pendahuluan, format pengamat dan survei.[8]
                                Didalam auditing terdapat audit kergantungan dan audit kepastian, adapun yang dilakukan dalam kedua audit tersebut ialah
Audit kebergantungan
a.       Memastikan peneliti menggunakan metodologi yang tepat.
b.      Memastikan proses pengumpulan data secara lengkap.
c.       Memastikan proses dan hasil analisis atas data yang ada.
d.      Memastikan ’objektivitas’ peneliti.
e.       Memeriksa kasus negatif, jika ada.
Auditing Kepastian
a.       Memastikan apakah hasil penelitian benar-benar berasal dari data yang ada.
b.      Menelusuri jejak audit data mentah.
c.       Menguji kelogisan hasil penelitian.
d.      Menilai derajat ketelitian.
e.       Memeriksa peneliti dalam melaksanakan pemeriksaan data.[9]
IV.             ANALISIS
Dalam melakukan penelitian, Sering kali peneliti mengalami kesulitan dan keraguan dengan data yang mereka peroleh. Untuk menghindari kesalahan atau kekeliruan data yang telah terkumpul, peneliti perlu melakukan pengecekan keabsahan data. Pengecekan keabsahan data didasarkan pada kriteria derajat kepercayaan dengan teknik trianggulasi, ketekunan pengamatan, pengecekan teman sejawat, kecukupan referensial, kajian kasus negative, pengecekan anggota (member check), uraian secara rinci, audit kebergantungan, dan audit kepastian.
Salah satu yang sering digunakan peneliti dalam pengujian keabsahan data adalah teknik triangulasi yang merupakan teknik pengecekan keabsahan data yang didasarkan pada sesuatu di luar data untuk keperluan mengecek atau sebagai pembanding terhadap data yang telah ada. Trigulasi yang digunakan adalah trigulasi dengan sumber, yaitu membandingkan data hasil obserfasi, dan hasil wawancara terhadap subjek yang di teliti.
Walaupun demikian, menurut penulis semua teknik dalam pengujian keabsahan data itu salinng berkaitan dan melengkapi teknik satu dngan teknik yang lainnya. Dengan diadakannya uji keabsahan data peneliti dapat memastikan dan memperoleh data yang lebih valid dan akurat.

V.                KESIMPULAN
A.    Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan (pengujian). Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan yaitu derajat kepercayaan( credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability) dan kepastian (confirmability).
B.     Dalam teknik pemeriksaan data ini terdapat sepuluh pemeriksaan, yaitu:
1.      Perpanjangan keikut sertaan
2.      Ketekunan pengamatan
3.      Triangualasi
4.      Pengecekan sejawat
5.      Kecukupan referensial
6.      Kajian kasus negatif
7.      pengecekan anggota
8.      uraian secara rinci
9.      audit kebergantungan
10.  audit kepastian.

VI.             PENUTUP
Demikian uraian singkat tentang teknik uji keabsahan data yang dapat kami sampaikan, mudah-mudahan pembahasan ini dapat memberikan banyak pengetahuan bagi kita semua dan semoga bermanfaat. Kami pemakalah mengakui bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangan, kami mohon kritik dan saran yang dapat membangun demi kesempurnaan makalah kami yang selanjutnya.



[1] Lexy J. Moleong, Metode Penelitian kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm 324
[2] Lexy J. Moleong, Metode Penelitian kualitatif324-326
[3] Kartini, Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, (Bandung : Mandar Maju, 1990), hlm 159
[4] Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: CV. Alfabeta,2008), hlm. 125
[5] Husaini, Usman, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta : Bumi Aksara, 2003), hlm. 88
[6] Nafi'atur Rohmaniyah “metodologi penelitian pendidikan” http://nafimubarok dawam. blogspot.com/ 2013 /05/ metodologipenelitianpendidikan.html?m=1. Diunduh pada hari sabtu, 18 april 2015, pukul 10.00 WIB

[7] Nafi'atur Rohmaniyah “metodologi penelitian pendidikan” http://nafimubarok dawam. blogspot.com/ 2013 /05/ metodologipenelitianpendidikan.html?m=1. Diunduh pada hari sabtu, 18 april 2015, pukul 10.00 WIB
[8] Lexy J. Moleong, Metode Penelitian kualitatif hlm. 338-343
[9] Nafi'atur Rohmaniyah “metodologi penelitian pendidikan” http://nafimubarok dawam. blogspot.com/ 2013 /05/ metodologipenelitianpendidikan.html?m=1. Diunduh pada hari sabtu, 18 april 2015, pukul 10.00 WIB



DAFTAR PUSTAKA

Kartono, Kartini. 1990. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung : Mandar Maju
Moleong, Lexy J. 2009. Metode Penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: CV. Alfabeta
Usman, Husaini. 2003. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta : Bumi Aksara
Nafi'atur Rohmaniyah “metodologi penelitian pendidikan” http://nafimubarok dawam.blogspot.com/2013/05/metodologipenelitianpendidikan.html?m=1. Diunduh pada hari sabtu, 18 april 2015, pukul 10.00 WIB