TEKNIK UJI KEABSAHAN DATA
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah: Metodologi Penelitian Pendidikan
Dosen
Pengampu : Dr. H. Fatah Syukur, NC. M, Ag.
Disusun oleh:
Ayu Dewi Azizatun
Ni’mah (123311009)
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN
KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2015
TEKNIK UJI KEABSAHAN DATA
I.
PENDAHULUAN
Ketajaman analisis peneliti dalam menyajikan sebuah data tidak
serta merta menjadikan hasil temuan peneliti sebagai data yang akurat dan
memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi. Perlu melewati pengujian data
terlebih dahulu sesuai dengan prosedural yang telah ditetapkan sebagai seleksi
akhir dalam menghasilkan atau memproduksi temuan baru. Oleh karena itu, sebelum
melakukan publikasi hasil penelitian, peneliti terlebih dahulu harus melihat
tingkat kesahihan data tersebut dengan melakukan pengecekan data melalui
pengujian keabsahan data.
Keabsahan Data merupakan standar kebenaran suatu data hasil
penelitian yang lebih menekankan pada data/ informasi
daripada sikap dan jumlah orang. Pada dasarnya uji keabsahan data dalam sebuah
penelitian, hanya di tekankan pada uji validitas dan reliabilitas. Ada perbedaan yang mendasar mengenai validitas
dan reliabilitas dalam penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Dalam
penelitian kuantitatif untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel yang
diuji validitas dan reliabilitasnya adalah instrumen penelitiannnya. Sedangkan
dalam penelitian kualitatif yang diuji adalah datanya. Dalam penelitian
kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan
antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek
yang diteliti.
Uraian tersebut di atas memberikan kesan bahwa dari segi validitas
dan reliabilitas, bila tidak dilakukan dengan tepat dan benar serta secara
lebih hati-hati, ancaman terhadap pengotoran hasil penelitian akan benar-benar
menjadi kenyataan.
II.
RUMUSAN MASALAH
A.
Apa
saja kriteria keabsahan data?
B.
Bagaimana
teknik pemeriksaan keabsahan data?
III.
PEMBAHASAN
A.
Kriteria keabsahan data
Untuk menetapkan
keabsahan (trustworthiness) data diperlukan teknik pemeriksaan .
pelaksanaan teknik pemeriksaaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada
empat kriteria yang digunakan yaitu:[1]
1. Derajat kepercayaan (credibility).
Pada dasarnya menggantikan konsep validitas
internal dari nonkualitatif. Kriterium ini berfungsi: pertama,
melaksanakan inkuiri sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuannya
dapat dicapai; kedua, mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil
penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang
diteliti.
2. Keteralihan (Transferability).
Sebagai persoalan yaag empiris bergantung pada
kesamaan antara konteks pengirim dan penerima. Untuk melakukan pengalihan
tersebut seorang peneliti hendaknya hendaknya mencari dan mengumpulkan kejadian
empiris tentang tentang kesamaan konteks. Dengan demikian peneliti bertanggung
jawabuntuk menyediakan data deskriptif secukupnya jika ia ingin membuat
keputusan tentang pengalihan tersebut. Untuk keperluan itu peneliti harus
melakukan penelitian kecil untuk memastikan usaha memverifikasi tersebut.
3. Kebergantungan (dependability)
Konsep kebergantungan lebih luas dari pada realibilitas . hal tersebut
disebabkan peninjauan yang dari segi bahwa konsep itu diperthitungkan
segala-galanya yaitu yang ada pada realibilitas itu sendiri ditambah
factor-faktor lainya yang tersangkut.
4. Kriteria Kepastian (confirmability)
Objektivitas-subjektivitasnya sesuatu hal bergantung pada orang seorang,
menurut Scriven(1971). Selain itu masih ada unsure kualitas yang melekat pada
konsep objektivitas itu. Hal itu digali dari pengertian bahwa jika sesuatu itu
objek , berarti dapat dipercaya, factual, dan dapat dipastikan.subjektif
berarti tidak dapat dipercaya, atau menceng. Pengertian terakhir inilah yang
dijadikan tumpuan pengalihan pengertian objektivitas-subjektivitas menjadi
kepastian.[2]
B.
Teknik pemeriksaan keabsahan data
Dalam teknik pemeriksaan
data ini terdapat empat kriteria dan sepuluh pemeriksaan, sebagaimana tertera
pada tabel dibawah ini.
KRITERIA
|
TEKNIK PEMERIKSAAN
|
Kredibilitas
(derajat kepercayaan)
|
1. Perpanjangan
keikut sertaan
2. Ketekunan pengamatan
3. Triangualasi
4. Pengecekan sejawat
5. Kecukupan referensial
6. Kajian kasus negatif
7. Pengecekan anggota
|
Transferability
(keteralihan)
|
8. Uraian rinci
|
Auditability (kebergantungan)
|
9. Audit kebergantungan
|
Confirmability (kepastian)
|
10. Audit kepastian
|
Tabel. 1.1
1.
Perpanjangan Keikut Sertaan
Perpanjangan Keikut Sertaan berarti peneliti tinggal dilapangan penelitian
sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai. Jika itu dilakukan akan membatasi: pertama,
gangguan dari dampak peneliti pada konteks; kedua, membatasi kekeliruan
peneliti; ketiga, mengkonpensasikan pengaruh dari kejadian-kejadian yang
tidak biasa atau pengaruh sesaat.
2.
Ketekunan Pengamatan
Yang dimaksud dengan Ketekunan Pengamatan adalah teknik Pemeriksaan
Keabsahan Data berdasarkan “Seberapa tinggi derajat ketekunan peneliti di dalam
melakukan kegiatan pengamatan. “Ketekunan”
adalah sikap mental yang disertai dengan ketelitian dan keteguhan di dalam
melakukan pengamatan untuk memperoleh data penelitian. Adapun “Pengamatan”,
merupakan proses yang kompleks, yang tersusun dari proses biologis (mata,
telinga) dan psikologis (daya adaptasi yang didukung oleh sifat kritis dan
cermat).[3]
Ketekunan pengamatan dimaksudkan menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam
situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian
memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Dengan kata lain jika
perpanjangan keikutsertaan menyediakan lingkup, maka ketekunan pengamatan
menyediakan kedalaman.Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan
adalah dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau
dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti.[4]
3.
Triangualasi
Trianggulasi adalah
teknik pemeriksaan keabahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar
data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Triangual dalam pengujian kredibilitas ini di artikan sebagai data dari
berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian
terdapat triangual sumber, teknik, dan waktu.
a. Trianggulasi dengan sumber
berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi
yag diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif, hal tersebut dapat dicapai melalui:
1)
Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara
2)
Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang
dikatakanya secara pribadi
3)
Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian
dengan apa yang dikatakanya sepanjang waktu
4)
Membandingkan keadaan dan prespektif seseorang dengan berbagai pendapat dan
pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menegah atau
tinggi , orang berada , orang pemerintahan
5)
Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
b.
Trianggulasi degan metode
Yang dimaksud dengan Triangulasi dengan Metode adalah
melakukan perbandingan, pengecekan kebenaran dan kesesuaian data penelitian
melalui “Metode” yang berbeda. Menurut Patton terdapat
dua strategi, yaitu:
1) pengecekkan derajat kepercayaaan
menemukan hasil penelitian beberapa teknik penggumpulan data
2)
Pengecekan derajat kepercayaan bebrapa sumber data dengan metode yang sama.[5]
c.
Trianggulasi dengan penyidik
Adalah dengan jalan memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk
keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Pemanfaatan pengamat
lainya membantu menggurangi kemencengan dalam pegumpulan data.
d.
Trianggulasi dengan teori
Menurut Lincon dan Guba, berdasarkan anggapan bahwa fakta tertentu tidak dapat diperiksa derajat
kepercayaanya dengan satu atau lebih teori. Dipihak lain Patton juga
berpendapat yaitu, bahwa hal itu dapat dilakukan dan hal itu dinamakan
penjelasan banding (rival exsplanations).[6]
4.
Pengecekan Sejawat melalui diskusi
Teknik ini dilakukan dengan cara mengekpos hasil sementara atau hasil akhir
yang diperoleh dalam betuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat. Teknik ini
mengandung beberapa maksud sebagai salah satu teknikpemeriksaan keabsahan data.
Pertama, untuk membuat agar
peneliti mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran; kedua, diskusi
dengan teman sejawat ini memberikan suatu kesempatan awal yang baik untuk mulai
menjajaki dan menguji hepotesis kerja yang muncul dalam benak peneliti.
Dengan demikian
pemeriksaan sejawat berarti pemeriksaan yang dilakukan dengan jalan
mengumpulkan rekan-rekan yang sebaya, yang memiliki pengetahun umum yang sama
tentang apa yang sedang diteliti, sehingga bersama mereka peneliti dapat
mereview persepsi, pandangan dan analisis yang sedang dilakukan. Jika hal itu
dilakukan maka hasilnya adalah:
a.
Menyediakan pandangan kritis
b.
Mengetes hipotesis kerja (temuan teori substantif)
c.
Membantu mengembangkan langkah berikutnya
5.
Kecukupan Bahan Referensial
Yang dimaksud bahan refensi disini adalah adanya pendukung untuk
membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Sebagai contoh: data hasil
wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara.
6.
Teknik analisi kasus negative
Kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai dengan hasil penelitian hingga
pada saat tertentu. Teknik analisi kasus
negative dilakukan dengan jalan
menggumpulkan contoh dan kasus yang tidak sesuai dengan pola dan kecendrungan
informasi yang telah dikumpulkan dan digunakan sebagi bahan pembanding.
Kasus negative digunakan sebagi kasus negative untuk memjelaskan hipotesis
alternative sebagai upaya meningkatkan argumentasi penemuan.
7.
Pengecekan Anggota
Pengecekan dengan anggota yang terlibat dalam proses pengumpulan data
sangat penting dalam pemeriksaan derajat kepercayaan. Yang dicek dengan anggota
yang terlibat, meliputi data, kategori analisis, penafsiran, dan kesimpulan.
Pengecekan anggota berarti peneliti mengumpulkan para peserta yang telah
ikut menjadi sumber data dan mengecek kebenaran data dan interpretasinya. Hal
itu dilakukan dengan jalan:
a.
Penilaian dilakukan oleh responden
b.
Mengoreksi kekeliruan
c.
Menyediakan tambahan informasi secara sukarela,
d.
Memasukkan responden dalam kancah penelitian, menciptakan kesempatan untuk
mengikhtiyarkan sebagai langkah awal analisis data,
e.
Menilai kecukupan menyeluruh data yang dikumpulkan
8.
Uraian Rinci
Uraian rinci merupakan usaha membangun keteralihan dalam penelitian
kualitatif dilakukan dengan cara uraian rinci ( Thick description )
keteralihan tergantung pada pengetahuan seseorang peneliti tentang konteks
pengertian dan konteks penerimaan. Dengan demikian peneliti bertanggungjawab terhadap
penyediaan dasar secukupnya yang memungkinkan seseorang merenungkan suatu
aplikasi pada penerima sehingga memungkinkan adanya pembandingan.
9.
Auditing
Auditing
adalah konsep bisnis, khususnya di bidang fiskal yang dimanfaatkan untuk
memeriksa kebergantungan dan kepastian data. Hal itu dilakukan baik terhadap
proses maupun terhadap hasil atau keluaran.
Penelusuran audit (audit trail) tidak dapat dilaksanakan apabila
tidak dilengkapi dengan catatan-catatan pelaksanaan keseluruhan proses dan
hasil studi. Pencatatan pelaksanaan itu perlu diklasifikasikan terlebih dahulu
sebelum auditing itu dilakukan. Klasifikasi
itu dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Data mentah, termasuk bahan yang
direkam secara elektronik, catatan lapangan tertulis, dokumen, foto, dan
semacamnya serta hasil survei.
b.
Data yang direduksi dan hasil analisis data, termasuk didalamnya penulisan
secara lengkap catatan lapangan, ikhtisar catatan.
c.
Rekonstruksi data dan hasil sintesis, termasuk didalmnya struktur kategori:
tema, definisi dan hubungan-hubungannya, temuan dan kesimpulan, dan laporan
akhir
d.
Catatan tentang proses penyelenggaraan, termasuk didalmnya catatan
metodologi: prosedur, desain, strategi, rasional; catatan keabsahan data :
berkaitan dengan derajat kepercayaan, kebergantungan, kepastian dan penelusuran
audit
e.
Bahan yang berkaitan dengan maksud dan tujuan, termasuk usulan penelitian,
catatan pribadi
f.
Informasi tentang pengembangan instrument, termasuk berbagai formulir yang
digunakan untuk penjajakan, jadwal survei, jadwal pendahuluan, format pengamat
dan survei.[8]
Didalam auditing terdapat audit kergantungan dan audit kepastian, adapun
yang dilakukan dalam kedua audit tersebut ialah
Audit
kebergantungan
a.
Memastikan peneliti menggunakan metodologi yang
tepat.
b.
Memastikan proses pengumpulan data secara
lengkap.
c.
Memastikan proses dan hasil analisis atas data
yang ada.
d.
Memastikan ’objektivitas’ peneliti.
e.
Memeriksa kasus negatif, jika ada.
Auditing
Kepastian
a.
Memastikan apakah hasil penelitian benar-benar
berasal dari data yang ada.
b.
Menelusuri jejak audit data mentah.
c.
Menguji kelogisan hasil penelitian.
d.
Menilai derajat ketelitian.
IV.
ANALISIS
Dalam melakukan penelitian, Sering kali peneliti mengalami kesulitan dan keraguan dengan data yang mereka
peroleh. Untuk menghindari kesalahan atau kekeliruan data yang telah terkumpul, peneliti
perlu melakukan pengecekan keabsahan data. Pengecekan
keabsahan data didasarkan pada kriteria derajat kepercayaan dengan teknik
trianggulasi, ketekunan pengamatan, pengecekan teman sejawat, kecukupan referensial, kajian kasus negative, pengecekan anggota (member check), uraian
secara rinci, audit kebergantungan, dan audit kepastian.
Salah satu yang sering digunakan peneliti
dalam pengujian keabsahan data adalah teknik triangulasi yang merupakan teknik
pengecekan keabsahan data yang didasarkan pada sesuatu di luar data untuk
keperluan mengecek atau sebagai pembanding terhadap data yang telah ada. Trigulasi
yang digunakan adalah trigulasi dengan sumber, yaitu membandingkan data hasil
obserfasi, dan hasil wawancara terhadap subjek yang di teliti.
Walaupun demikian, menurut penulis semua
teknik dalam pengujian keabsahan data itu salinng berkaitan dan melengkapi
teknik satu dngan teknik yang lainnya. Dengan diadakannya uji keabsahan data peneliti dapat memastikan dan
memperoleh data yang lebih valid dan akurat.
V.
KESIMPULAN
A.
Untuk
menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan (pengujian).
Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada
empat kriteria yang digunakan yaitu derajat kepercayaan( credibility),
keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability) dan
kepastian (confirmability).
B.
Dalam teknik pemeriksaan data ini terdapat sepuluh pemeriksaan, yaitu:
1.
Perpanjangan keikut sertaan
2.
Ketekunan pengamatan
3.
Triangualasi
4.
Pengecekan sejawat
5.
Kecukupan referensial
6.
Kajian kasus negatif
7.
pengecekan anggota
8.
uraian secara rinci
9.
audit kebergantungan
10. audit kepastian.
VI.
PENUTUP
Demikian uraian singkat tentang teknik uji keabsahan data yang
dapat kami sampaikan, mudah-mudahan pembahasan ini dapat memberikan banyak
pengetahuan bagi kita semua dan semoga bermanfaat. Kami pemakalah mengakui
bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangan, kami mohon kritik dan
saran yang dapat membangun demi kesempurnaan makalah kami yang selanjutnya.
[4]
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif,
(Jakarta: CV. Alfabeta,2008), hlm. 125
[6] Nafi'atur Rohmaniyah
“metodologi penelitian pendidikan” http://nafimubarok dawam. blogspot.com/ 2013 /05/
metodologipenelitianpendidikan.html?m=1.
Diunduh pada hari sabtu, 18 april 2015, pukul 10.00 WIB
[7]
Nafi'atur Rohmaniyah
“metodologi penelitian pendidikan” http://nafimubarok dawam. blogspot.com/ 2013 /05/
metodologipenelitianpendidikan.html?m=1.
Diunduh pada hari sabtu, 18 april 2015, pukul 10.00 WIB
[9]
Nafi'atur Rohmaniyah
“metodologi penelitian pendidikan” http://nafimubarok dawam. blogspot.com/ 2013 /05/ metodologipenelitianpendidikan.html?m=1.
Diunduh pada hari sabtu, 18 april 2015, pukul 10.00 WIB
DAFTAR PUSTAKA
Kartono, Kartini.
1990. Pengantar Metodologi Riset Sosial.
Bandung : Mandar Maju
Moleong, Lexy J.
2009.
Metode Penelitian kualitatif.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif.
Jakarta: CV. Alfabeta
Usman, Husaini.
2003.
Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta : Bumi Aksara
Nafi'atur Rohmaniyah
“metodologi penelitian pendidikan” http://nafimubarok
dawam.blogspot.com/2013/05/metodologipenelitianpendidikan.html?m=1. Diunduh
pada hari sabtu, 18 april 2015, pukul 10.00 WIB