Saturday, June 13, 2015

Islam dan Budaya Jawa

I.               PENDAHULUAN
Sejak abad XIII M sudah terjadi kontak dan dialog yang erat antara dua pola pikiran dan pandangan hidup yang berbeda. Dialog Islam dan dinamika hidup masyarakat Indonesia, khususnya Jawa terus bergerak maju mencari bentuknya sendiri. Norma religius dan realitas sosialnya yang khas Islami berbaur dengan budaya, adat dan tradisi Jawa.
Islam masuk ke Jawa  menghadapi masyarakat jawa yang penuh dengan budaya mistis, bangunan kepercayaan Animisme-Dinamisme dan agama Hindhu-Budha mengakar. Dakwah islam untuk beberapa abad tidak mampu menembus dinding istana yang masih dipagari dengan kepercayaan Hindhu-Budha kejawen.

II.            RUMUSAN MASALAH
                                A.        Bagaimana pengaruh Islam di Jawapada masa kerajaan Hindhu-Budha?
                                 B.        Bagaimana pengaruh Islam di Jawa pada masa kerajaan Islam di Jawa?
                                 C.        Bagaimanpengaruh Islam di Jawa pada masa masa Indonesia Modern ?

III.           PEMBAHASAN
A.    Pengaruh Islam di Jawa pada masa kerajaan Hindhu-Budha di Jawa
Masuknya Hindhu- Budha bersama dengan munculnya sistem kerajaan, yang diperkenalkan oleh kaum Brahmana India, serta untuk memperkenalkan peradaban intelektual serta kesejahteraan Hindu dikalangan istana. Para Brahmana bertindak sebagai penasehat kerajaan, memberi petunjuk mengenai sistem organisasi dan upacara kerajaan sebagai sendi dasar sebuah kerajaan.[1]
Kebudayaan Jawa menerima pengaruh Hindhu-Budha tidaklah membuat jati diri Jawa hilang atau musnah, tetapi yang terjadi adalah kebangkitan budaya jawa dengan memanfaatkan unsur-unsur Hindhu-Budha. Agama Hindhu-Budha berhasil diserah dan dicerna bahkan diJawakan. Lahirkan keagamaan atau kepercayaan Hindhu kejawen dan Budha kejawen yang merupakan bentuk-bentuk kepercayaan yang dipraktekan oleh pihak kerajaan dan diteruskan kepada masyarakat. Kerajaan Hindhu kejawen dan Budha kejawen yang membuat semakin kuatnya tradisi dan kepercayaan masyarakat Jawa yang serba animis-dinamis.[2]

B.     Pengaruh Islam di Jawa pada masa kerajaan Islam di Jawa
Penyebaran agama islam yang dibawa oleh kaum sufi memang tidak mudah karena masih dipengaruhi Kerajaan Hindhu-Budha, namun perjuangan atau dakwah islamiyah tidaklah berhenti begitu saja, para juru dakwah tidaklah putus asa dan mengambil strategi baru dalam berdakwah. Sasaran dakwah dialihkan ke daerah pesisir yang jauh dari pantauan kerajaan. Bermula dari inilah Islam mulai melangkah setahap demi setahap, berangkat dari golongan bawah di daerah pesisir yang menerima dengan baik ajaran-ajaran Islam. Di daerah pesisir ini Islam tumbuh subur dan menjadi kekuatan besar dengan berdirinya pesantren-pesantren yang akhirnya mampu menandingi wibawa kerajaan.[3]
Dengan demikian besarnya pengaruh Islam disekitar pesisir yang kemudian merambah ke daerah pedalaman, dan kemudian Islam mulai menembus ke benteng-benteng istana. Unsur-unsur mulai meresap dan mewarnaisastra budaya dan tradisi-tradisi istana. Sebagai puncak keberhasilan dawah Islam ditandai dengan berdirinya kerajaan Islam Demak yang berada di pesisir utara pulau Jawa.[4]
Kehadiran islam ditanah Jawa membuahkan dua kelompok atas keagamaannya yaitu :
1)      Golongan santri yaitu kesadaran dan cara hidupnya lebih ditentukan oleh tradisi-tradisi Jawa pra-Islam dan berusaha untuk hidup menurut ajaran Islam.
2)      Golongan abangan atau kaum priyayi atau Jawa kejawen mereka mengakui Islam sebagai agamanya. Kaum ini banyak yang berasal dari pengikut-pengikut paguyupan yaitu kelompok yang mengusahakan kesempurnaan hidup manusia melalui praktek-praktek asketik(paguyupan-paguyupan kejawen), meditasi, dan mistik. [5]
Perbedaan kedua golongan diatas pada cara-cara melakukan ibadah, kepatuhan terhadap syariat Islam. Kaum santri berusaha mengatur hidup mereka menurut aturan-aturan agama Islam, sedangkan kaum abangan lebih cenderung mengatur hidupnya berdasarkan tradisi-tradisi kerajaanyang merupaka warisan pra Islam yang sudah berbaur dengan ajaran-ajaran Islam.[6]

C.     Pengaruh Islam di Jawa padamasa Indonesia Modern
1.      Al – Jami’ah Al-Khairiyah
Orang Arab yang tinggal di Jakarta menempati perkampungan tertentu yang dikenal dengan sebutan Kampung Arab. Emigran Arab ini dan keluarganya hanya boleh tinggal di kampung Arab ini. Mereka ada yang melakukan perdagangan dan ada yang melakukan dakwah Islamiyah. Usaha ini tidaklah disenangi oleh pemerintah Belanda.
Didalam kehidupan orang di pemukiman orang Arab, banyak timbul masalah seperti peristiwa kematian, anak yatim, janda, keluarga miskin, dan masalah pendidikan anak mereka.[7]
Latar belakang di atas telah menyadarkan beberapa orang keturunan Arab untuk membentuk suatu badan yang mampu menampung semua permasalahan. Kemudian pada tanggal 17 Juli 1905 di Jakarta, didirikan organisasi Al-Jami’ah al-Khairiyah, atau yang lebih dikenal dengan nama Jami’at Khair.

Pendiri dan Ide Pembaharuannya
Para pendiri perkumpulan Jami’at Khair ini antara lain:
a.       Sayyid Ali bin Ahmad bin Syahab, sebagai ketua
b.      Sayyid Muhammad bin Abdullah bin Syahab, sebagai wakil ketua.
c.       Sayyid Muhammad al-Fachir bin Abdurrahman al- Masyhur, sebagai sekertaris.
d.      Sayyid Idrus bin Ahmad bin Syahab, sebagai bendahara.
e.       Said bin Ahmad Basandied, sebagai anggota.

Orang Indonesia yang pernah menjadi anggota perkumpulan Jami’at Khair ini antara lain:
a.    Raden Oemar Said Tjokroaminoto
b.    R. Jayanegara, Hoofd Jaksa Betawi
c.    R.M. Wiriadimaja, Asisten Wedana Rangkasbitung
d.   R. Hasan Djajadiningrat
e.    K.H. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah.[8]

                                                                                 2.         Muhammadiyah
MuhammadiyahadalahsebuahorganisasiIslam yang besar di Indonesia.TujuanutamaMuhammadiyahadalahmengembalikanseluruhpenyimpangan yang terjadidalam proses dakwah. Penyimpanganiniseringmenyebabkanajaran Islam bercampur-baurdengankebiasaan di daerahtertentudenganalasanadaptasi.[9]
GerakanMuhammadiyahbercirisemangatmembanguntatasosialdanpendidikanmasyarakat yang lebihmajudanterdidik.Menampilkanajaran Islam bukansekadar agama yang bersifatpribadidanstatis, tetapidinamisdanberkedudukansebagaisistemkehidupanmanusiadalamsegalaaspeknya. Akan tetapi, iajugamenampilkankecenderunganuntukmelakukanperbuatan yang ekstrem.OrganisasiMuhammadiyahdidirikanolehK.H. Ahmad Dahlan di KampungKaumanYogyakartapadatanggal18 November1912 (8 Dzulhijjah 1330 H).[10]
DaftarKetuaUmum :
No
Nama
AwalJabatan
AkhirJabatan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14



                                                                                 3.         NahdlatulUlama
Keterbelakangan baik secara mental, maupun ekonomi yang dialami bangsa Indonesia, akibat penjajahan maupun akibat kungkungan tradisi, telah menggugah kesadaran kaum terpelajar untuk memperjuangkan martabat bangsa ini, melalui jalan pendidikan dan organisasi. Gerakan yang muncul 1908 tersebut dikenal dengan "Kebangkitan Nasional".meresponkebangkitannasionaltersebutdenganmembentukorganisasipergerakan, sepertiNahdlatulWathan (Kebangkitan Tanah Air) pada1916. Kemudian pada tahun 1918 didirikan Taswirul Afkar atau dikenal juga dengan "Nahdlatul Fikri" (kebangkitan pemikiran), sebagai wahana pendidikan sosial politik kaum dan keagamaan kaum santri. Dari situ kemudian didirikan Nahdlatut Tujjar, (pergerakan kaum saudagar).Maka setelah berkordinasi dengan berbagai kyai, akhirnya muncul kesepakatan untuk membentuk organisasi yang bernama Nahdlatul Ulama (Kebangkitan Ulama) pada 16 Rajab 1344 H (31 Januari 1926). Organisasiinidipimpinoleh K.H. HasyimAsy'arisebagaiRais Akbar.
Untuk menegaskan prisip dasar organisasi ini, maka K.H. Hasyim Asy'ari merumuskan kitab Qanun Asasi (prinsip dasar), kemudian juga merumuskan kitab I'tiqad Ahlussunnah Wal Jamaah. Keduakitabtersebutkemudiandiejawantahkandalamkhittah NU, yang dijadikansebagaidasardanrujukanwarga NU dalamberpikirdanbertindakdalambidangsosial, keagamaandanpolitik.
Tujuan : Menegakkan ajaran Islam menurut paham Ahlussunnah waljama'ah di tengah-tengah kehidupan masyarakat, di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.[12]
IV.           KESIMPULAN
Masuknya Hindu- Budha bersama dengan munculnya sistem kerajaan, yang diperkenalkan oleh kaum Brahmana India yang melahirkankepercayaandankeagamaan Hindu KejawendanBudhaKejawen.
Kemuadian penyebaran agama islam dibawa oleh kaum sufimasukkeJawapertama kali padaKerajaan Islam Demak yang melahirkanduakelompokkeagamaan, yaitu: GolonganSantridanGolonganAbangan (KaumPriyayi).
Padamasa Indonesia Modern terbentukgerakan-gerakanpembaruanberupa Al-Jami’ah al-Khairiyah, Muhammadiyah, danNahdatulUlama.

V.               PENUTUP
Demikianlah makalah yang dapat kami buat, sebagai manusia biasa kita menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.









DAFTAR PUSTAKA

Khalim, Samidi, Islam dan Spiritualitas Jawa, Semarang: RaSAIL media group, 2008
Khoiriyah, Islam dan logika modern, Jogjakarta : Ar – Ruzz Media, 2008

























BIODATA SINGKAT MAHASISWA

1.      Nama               : AdkhaRikha S.
NIM                : 123311002
Jurusan/Prodi  : KI/MPI
TTL                 : Demak, 6 Juni 1993
Pendidikan      : SD N 1 Karangawen
                                     SMP N 1 Karangawen
                                    SMA N 2 Mranggen
                                    IAIN Walisongo Semarang
Alamat                        : Ds. Karangawen Rt.2 Rw.IIDemak
No.Hp             : 085740505208
Email               : adkharikha@yahoo.com

2.      Nama               : AyuDewi A.
NIM                : 123311007
Jurusan/Prodi  : KI/MPI
TTL                 : Jepara, 2 April 1995
Pendidikan      : SD N 2 SowanLor
                                      MTS NU BANAT Kudus
                                      MA NU BANAT Kudus
                                     IAIN Walisongo Semarang
Alamat                        : SowanLor, KedungJepara
No.Hp             : 083862769769

3.      Nama               : WirdaNurfitriana
NIM                : 123311040
Jurusan/Prodi  : KI/MPI
TTL                 : Kendal, 26 Mei 1994
Pendidikan      : SD N 1 Donosari
                          SMP N 2 Patebon
                          SMK N 1 Kendal
                          IAIN Walisongo Semarang
Alamat            : Ds. Donosari Rt.2 Rw.II Gang Manggis No.21 Patebon Kendal 51351
No.Hp             : 085726388860
Email               : wirdanurfitriana@rocketmail.com
                       
4.      Nama               : NofiArissa
NIM                : 123311047
Jurusan/Prodi  : KI/MPI
TTL                 : Tegal, 28 Desember 1993
Pendidikan      : SD N IV Sidakaton
                          MTS N Model Babakan
                          MAN 1 Brebes
                          IAIN Walisongo Semarang
Alamat                        : Sidapurna Rt.14/II DukuhturiTegal
No.Hp             : 081902136660
Email               : eko_riyan@yahoo.com















[1]Samidi Khalim, Islam dan Spiritualitas Jawa, Semarang: RaSAIL media group, 2008, hlm. 47
[2]Ibid, hlm. 47
[3]Ibid, hlm.48
[4]Ibid, hlm. 48
[5]Ibid, hlm. 49
[6]Ibid, hlm 50
[7]Khoiriyah, Islam dan logika modern, Jogjakarta : Ar – Ruzz Media, 2008, hlm. 105-106
[8]Ibid, hlm 107
[9]file:///C:/Users/user/Documents/Muhammadiyah.htm
[10]Khoiriyah, opcit, hlm. 118

No comments:

Post a Comment